Jalan-Jalan ke Goa Tengkorak
hemmh..
Akhirnya setelah beberapa kali tertunda, kesampaian juga niat untuk nulis perjalananku dengan teman-teman ke Goa Tengkorak dan Goa Lojang di Blog ini.
Baiklah..
Untuk yang pertama ini aku mau cerita dulu history berkaitan tentang Goa Tengkorak dulu.
Mungkin dengan mendengar dari namanya kita akan terbayang sebuah goa menyeramkan yang berbentuk tengkorak. Tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Disebut goa tengkorak karena memang didalam goa ini terdapat sejumlah tengkorak manusia yang tertata rapi. Goa Tengkorak ini sebenarnya terletak disebuah lubang pada tebing yang tingginya sekitar 50 m. Goa ini sendiri berada pada ketinggian sekitar 20 m-30 m dari dasar tebing. Lubang tersebut memiliki tinggi sekitar 1,5 meter, lebar 2 meter, panjang 3 meter, sehingga untuk masuk ke dalamnya badan mesti rada dibungkukkan. Di ujung lubang terdapat lorong dengan lubang sempit yang harus dimasuki dengan merayap, didalamnya dijumpai ruangan lain yang cukup luas.
Untuk Bisa mencapai gua ini kita harus mendaki gunung lewati lembah, hehe... gak ko...
yah sebenarnya kurang lebih seperti itu juga. Supaya bisa menuju kegua ini kita harus menaiki puluhan atau mungkin ratusan tangga yang tersusun rapi menanti pijakan kaki kita. Lumayan menghasilkan keringan juga sih.
Di sana sudah terpasang menara kayu komplit dengan anak tangga zig-zag. Fasilitas itu memang disediakan oleh pemerintah guna memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin melihat tengkorak-tengkorak di dalam goa.
Setelah menaiki tangga yang terbuat dari kayu ulin (kayu khas Kalimantan yang juga kerap disebut kayu besi, selain akan menikmati deretan tengkorak didalam goa, juga dari ketinggian mulut goa, bisa dinikmati pemandangan berupa rerimbunan pohon yang masih t
umbuh dengan subur di Desa Kasungai dan alur Sungai Kasungai yang jernih dan arus yang cukup deras. Perpaduan di sisi kiri-kanan dan dasar sungai dengan batu-batuan, sehingga sungai ini sangat pas dijadikan kawasan wisata petualangan arum jeram.
Mengenai berapa jumlah tengkorak yang ada disana, informasi yang penulis dapatkan sedikit berbeda-beda, ada yang mengatakan jumlahnya 37 tengkorak, ada juga yang mengatakan 36. Penulis ngikut yang mana-mana aja lah. hee...
Kata orang, tengkorak-tengkorak ini harum baunya. Karena penasaran saya coba sendiri sedikit menempelkannya ke hidung,tapi ya tidak juga tercium aroma harumnya. Ya sudah, pokoknya percaya saja baunya harum. Ketimbang kuwalat.
Selain itu kata orang juga, jangan coba-coba mengambil tengkorak atau tulang-tulang yang ada di situ. Yang sudah-sudah, orangnya bakal ketimpa musibah. Saya sendiri sih gak ada niat tuk ngambil. Hanya wisatawan kurang kerjaan saja rasanya yang mau ngambil tengkorak gitu untuk dibawa pulang. Sebenarnya sih penulis cukup takut juga, soalnya udah telalu banyak "menggerayangi"dan berpoto ria dengan tengkorak-tengkorak di situ, hehe..
Dan alhamdulillah..sampai hari ini saya dan teman-teman belum pernah mendapati hal-hal aneh, setelah pulang dari Gua tengkorak.
Konon tengkorak dan tulang belulang itu dahulu milik raganya para nenek dan moyangnya masyarakat Pasir, pada jaman kerajaan Sadurengas pada abad 16 Masehi. Masyarakat jaman itu adalah penganut kepercayaan Hindu Kaharingan, sebelum datangnya ekspedisi Islam dari Kesultanan Demak.
Nah..Untuk bisa mencapai ke lokasi gua tengkorak ini tidaklah sulit. Jika berangkat dari Tanah Grogot yang merupakan pusat kota dari Kabupaten Paser, kita hanya butuh waktu sekitar satu setengah jam dengan memakai sepeda motor, untuk menempuh jarak sekitar 61 Km.
Kebetulan penulis kemarin berangkat juga dengan menggunakan sepeda motor berombongan dengan teman-teman. Hati-hati keterusan loh. Jika kita tidak waspada dengan jalan yang kita lalui, khususnya bagi mereka yang baru atau jarang mengunjungi tempat ini, dikhawatirkan keterusan karena tidak melihat jalan masuknya. Memang ada plang papan yang bertuliskan lokasi Gua tengkorak ini, tapi jika tidak sering melihat-lihat sekitar jalan bagi pendatang, siap-siap keterusan aja lah. Karena hal ini juga yang dialami oleh salah satu rekan penulis ketika jalan-jalan kesana. hehe..
Kemudian, sebelum kita benar-benar sampai di lokasi Gua Tengkorak ini, kita harus menempuh lagi perjalanan dari jalan masuk kedalam hingga kita menemukan plang yang bertuliskan "Gua Tengkorak", yang jaraknya sekitar 300 m, lalu kita akan menemukan sebuah jembatan tua, yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor.
Bagaimana...
Berminat Kesana ?
Untuk melihat foto-foto waktu penulis berkunjung kesana, bisa dengan mengklik disini.
Selain goa Tengkorak, sebenarnya ada satu goa lagi yang lebih besar, lebih misterius tapi indah. Namanya goa Lojang. Letaknya tidak terlalu jauh dari goa Tengkorak, dan tidak perlu menyeberang jembatan gantung. Juga berada di tengah tebing tegak bukit kapur yang lebih tinggi. Dapat ditebak bahwa goa ini indah karena di dalamnya banyak stalaktit dan stalagmit.
Penulis juga sempat berkunjung ke lokasi gua ini. Cerita selengkapnya tentang gua ini ada di posting selanjutnya, atau bisa dengan klik disini.
Akhirnya setelah beberapa kali tertunda, kesampaian juga niat untuk nulis perjalananku dengan teman-teman ke Goa Tengkorak dan Goa Lojang di Blog ini.
Baiklah..
Untuk yang pertama ini aku mau cerita dulu history berkaitan tentang Goa Tengkorak dulu.
Mungkin dengan mendengar dari namanya kita akan terbayang sebuah goa menyeramkan yang berbentuk tengkorak. Tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Disebut goa tengkorak karena memang didalam goa ini terdapat sejumlah tengkorak manusia yang tertata rapi. Goa Tengkorak ini sebenarnya terletak disebuah lubang pada tebing yang tingginya sekitar 50 m. Goa ini sendiri berada pada ketinggian sekitar 20 m-30 m dari dasar tebing. Lubang tersebut memiliki tinggi sekitar 1,5 meter, lebar 2 meter, panjang 3 meter, sehingga untuk masuk ke dalamnya badan mesti rada dibungkukkan. Di ujung lubang terdapat lorong dengan lubang sempit yang harus dimasuki dengan merayap, didalamnya dijumpai ruangan lain yang cukup luas.
Untuk Bisa mencapai gua ini kita harus mendaki gunung lewati lembah, hehe... gak ko...
yah sebenarnya kurang lebih seperti itu juga. Supaya bisa menuju kegua ini kita harus menaiki puluhan atau mungkin ratusan tangga yang tersusun rapi menanti pijakan kaki kita. Lumayan menghasilkan keringan juga sih.
Di sana sudah terpasang menara kayu komplit dengan anak tangga zig-zag. Fasilitas itu memang disediakan oleh pemerintah guna memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin melihat tengkorak-tengkorak di dalam goa.
Setelah menaiki tangga yang terbuat dari kayu ulin (kayu khas Kalimantan yang juga kerap disebut kayu besi, selain akan menikmati deretan tengkorak didalam goa, juga dari ketinggian mulut goa, bisa dinikmati pemandangan berupa rerimbunan pohon yang masih t
Mengenai berapa jumlah tengkorak yang ada disana, informasi yang penulis dapatkan sedikit berbeda-beda, ada yang mengatakan jumlahnya 37 tengkorak, ada juga yang mengatakan 36. Penulis ngikut yang mana-mana aja lah. hee...
Kata orang, tengkorak-tengkorak ini harum baunya. Karena penasaran saya coba sendiri sedikit menempelkannya ke hidung,tapi ya tidak juga tercium aroma harumnya. Ya sudah, pokoknya percaya saja baunya harum. Ketimbang kuwalat.
Selain itu kata orang juga, jangan coba-coba mengambil tengkorak atau tulang-tulang yang ada di situ. Yang sudah-sudah, orangnya bakal ketimpa musibah. Saya sendiri sih gak ada niat tuk ngambil. Hanya wisatawan kurang kerjaan saja rasanya yang mau ngambil tengkorak gitu untuk dibawa pulang. Sebenarnya sih penulis cukup takut juga, soalnya udah telalu banyak "menggerayangi"dan berpoto ria dengan tengkorak-tengkorak di situ, hehe..
Dan alhamdulillah..sampai hari ini saya dan teman-teman belum pernah mendapati hal-hal aneh, setelah pulang dari Gua tengkorak.
Konon tengkorak dan tulang belulang itu dahulu milik raganya para nenek dan moyangnya masyarakat Pasir, pada jaman kerajaan Sadurengas pada abad 16 Masehi. Masyarakat jaman itu adalah penganut kepercayaan Hindu Kaharingan, sebelum datangnya ekspedisi Islam dari Kesultanan Demak.
Di jaman itu orang yang meninggal dunia mayatnya tidak dikubur, melainkan dipak dengan setangkup kayu yang disebut lungut, atau di-blusuk-kan ke dalam lubang kayu yang sengaja dibuat untuk itu. Proses pengepakan ini berlangsung sekitar setahun hingga jasadnya habis dan tinggal tersisa tengkorak dan kerangkanya. Tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang bagaimana menangani baunya. Barulah kemudian tengkorak dan tulang-belulangnya dipindahkan ke ceruk-ceruk atau goa-goa di dinding batu melalui upacara adat. Sebagian di antaranya, ya yang sekarang masih bisa ditemukan di goa Tengkorak itu.
Kebetulan penulis kemarin berangkat juga dengan menggunakan sepeda motor berombongan dengan teman-teman. Hati-hati keterusan loh. Jika kita tidak waspada dengan jalan yang kita lalui, khususnya bagi mereka yang baru atau jarang mengunjungi tempat ini, dikhawatirkan keterusan karena tidak melihat jalan masuknya. Memang ada plang papan yang bertuliskan lokasi Gua tengkorak ini, tapi jika tidak sering melihat-lihat sekitar jalan bagi pendatang, siap-siap keterusan aja lah. Karena hal ini juga yang dialami oleh salah satu rekan penulis ketika jalan-jalan kesana. hehe..
Kemudian, sebelum kita benar-benar sampai di lokasi Gua Tengkorak ini, kita harus menempuh lagi perjalanan dari jalan masuk kedalam hingga kita menemukan plang yang bertuliskan "Gua Tengkorak", yang jaraknya sekitar 300 m, lalu kita akan menemukan sebuah jembatan tua, yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor.
Bagaimana...
Berminat Kesana ?
Untuk melihat foto-foto waktu penulis berkunjung kesana, bisa dengan mengklik disini.
Selain goa Tengkorak, sebenarnya ada satu goa lagi yang lebih besar, lebih misterius tapi indah. Namanya goa Lojang. Letaknya tidak terlalu jauh dari goa Tengkorak, dan tidak perlu menyeberang jembatan gantung. Juga berada di tengah tebing tegak bukit kapur yang lebih tinggi. Dapat ditebak bahwa goa ini indah karena di dalamnya banyak stalaktit dan stalagmit.
Penulis juga sempat berkunjung ke lokasi gua ini. Cerita selengkapnya tentang gua ini ada di posting selanjutnya, atau bisa dengan klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar